Kami dari Segenap Jajaran Karang Taruna STAR
BACK Mengucapkan SELAMAT ULANG TAHUN, DIRGAHAYU Kabupaten BEKASI ke-63, Semoga
makin baik birokrasinya, jadi kota Industri yang jaya selalu, semoga tambah
Bersih dan Beriman.
Sukses Selalu Kabupaten ku !!!
Pada ulang tahun Kabupaten Bekasi yang ke-63,
dalam membangun masa kini dan masa depan yang lebih baik, kita selalu berkaca
dari sejarah. Dengan belajar dari sejarahlah kesalahan dapat diminimalisasi dan
kebenaran dan keberhasilan dapat ditingkatkan. Semua semata demi terwujudnya
masyarakat Kabupaten Bekasi yang sejahtera, adil, dan makmur.Semoga ALLAH SWT
meridhoi niat baik kita semua.amien.
Kabupaten Bekasi di usianya yang ke-63 tahun,
banyak perubahan yang telah terjadi dari masa ke masa. Menelusuri jejak sejarah
Kabupaten Bekasi.
Logo Kabupaten Bekasi
Sejarah
Pada
abad ke-5 M, di wilayah Jabar berdiri kerajaan Tarumanegara dengan Raja bernama
Purnawarman dan menurut Prof. Dr. Purbatjaraka istana kerajaan ini terletak di
dekat sungai Ciliwung dan sungai Bekasi. Kerajaan Tarumanegara sendiri runtuh
sekitar abad ke-7 dan ke-8 akibat serangan Kerajaan Sriwijaya. Namun,
keberadaannya sebenarnya masih tetap ada hingga abad ke-10 Masehi(Rohedi, 1975:31).
Menjelang keruntuhan Tarumanegara, di Jawa Barat ada 2 kerajaan besar yakni
Kerajaan Galuh (abad ke-8) dan Kerajaan Pajajaran (abad ke-14). Diantara kedua
kerajaan tersebut, yang memiliki pengaruh cukup besar adalah Kerajaan Pajajaran
hingga Bekasi dibawah kekuasaanya.
Pada
masa Kerajaan Pajajaran, Bekasi merupakan salah satu daerah sangat penting
karena letaknya yang sangat strategis sebagai daerah antara ke pelabuhan Sunda
Kelapa.
Kekuasaan
Kerajaan Pajajaran semakin surut setelah pelabuhan Sunda Kelapa jatuh ke tangan
kalangan muslim dibawah pimpinan Fatahillah, menantu Sultan Demak (Pangeran
Trenggana). Kehadiran kesatuan Islam di Sunda Kelama lambat laun telah
menggeser kekuasaan Pajajaran. Namun Sunda Kelapa kemudian diganti menjadi
Jayakarta pada tanggal 22 Juni 1527.
Pada bulan
April 1619 terjadi pertempuran antara Jayakarta melawan VOC. Akhirnya Jayakarta
dapat ditundukkan oleh VOC pada tanggal 31 Mei 1619 dan wilayah kekuasaannya
meliputi daerah kekuasaan Jayakarta sebelumnya, termasuk Bekasi.
Setelah VOC berkuasa, Jayakarta berubah menjadi Batavia, kota ini dijadikan
basis utama bagai kekuasaan VOC dalam pengaturan ekonomi dan politik Hindia
Timur. Tahun 1746 VOC memproklamirkan bahwa daerah pesisir utara pulau Jawa
berada dalam kekuasaannya dan menjadi daerah yuridiksi kompeni, berarti semua
pimpinan yang ada secara administratif harus mematuhi dan menggunakan hukum
kompeni.
Sejarah Bekasi tidaklah dapat dipisahkan dari kolonialisme Belanda, pada saat
itu Bekasi merupakan salah satu distrik (kawedanaan) dari Afdeeling/regenschap
Meester Cornelis, yaitu Residensi Batavia yang dibagi menjadi tiga onderdistrik
yang didalamnya terdapat tuan-tuan tanah dan dibagi lagi dalam kesatuan
administrasi terkecil yang disebut kampung. Akibat diterapkannya system
penguasaantanah secara partikelir, maka pada tahun 1869 terjadi pemberontakan
petani Bekasi di Tambun. Pada tanggal 6 September berdiri Sarekat Islam Cabang
Bekasi yang tujuannya ingin menyusun kekuatan untuk melawan tuan tanah.
Setelah
pemerintahan Hindia Belanda takluk kepada Jepang, kemudian Jepang mengambil
alih seluruh administratif pemerintahan dan keamanan sampai ke tingkat kampung.
Sejak awal pemerintahan, semua partai politik dibubarkan sampai akhirnya
terbentuk Poetera (Poesat Tenaga Rakyat) dan pada tanggal 8 Januari 1944
didirikan organisasi yang lebih luas yaitu Jawa Hokokai (Kebangkitan
Jawa).
Saat
Proklamasi Kemerdekaan dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945, kota-kota
disekitar Jakarta seperti Tangerang, Bogor, dan Bekasi menyambutnya dengan
semangat dan penuh suka cita, bahkan sempat menimbulkan kekerasan dengan cara
melucuti persenjataan setiap tentara Jepang yang tertangkap dan tidak sedikit
yang terbunuh.
Sejak
itu di Bekasi muncul beberapa pergerakan masyarakat yang tujuaanya untuk
melawan pendudukan Jepang yang kejam dan menyengsarakan rakyat. Pada tanggal 19
Oktober 1945 terjadi insiden Kali Bekasi dan tanggal 23 November 1945
dimulainya peristiwa Bekasi lautan api yaitu terjadi pertempuran antara masyarakat
Bekasi dengan tentara sekutu.
Situasi tahun 1949 masih diwarnai pertempuran dan diplomatis, Bekasi masih
merupakan kawedanaan, bagian dari Kabupaten Jatinegara. Kemudian awal tahun
1950 para tokoh masyarakat Bekasi membentuk Panitia Amanat Rakyat Bekasi, dan
pada tanggal 17 Januari 1950 Panitia Amanat Rakyat mengadakan rapat raksasa
dengan semua rakyat Bekasi. Dalam rakyat itu selain adanya beberapa tuntutan,
rakyat Bekasi meminta kepada pemerintah agar Kabupaten Jatinegara diganti
menjadi Kabupaten Bekasi. Setelah tiga kali pembicaraan antara bulan Februari
sampai Juni 1950 akhirnya Moh. Hatta sebagai Perdana Menteri RIS menyetujui
pembentukan Kabupaten Bekasi.
Penggantian nama Kabupaten Jatinegara menjadi Kabupaten Bekasi tertuang dalam
UU No. 14 tanggal 8 Agustus Tahun 1950 tentang pembentukan kabupaten di Jabar
serta memperhatikan PP No. 32 tanggal 14 Agustus 1950 tentang penetapan mulai
berlakunya UU No. 12, 13, 14, dan 15 tahun 1950, dan realisasinya baru
dilaksanakan tanggal 15 Agustus 1950 yang kemudian diakui sebagai lahirnya
Kabupaten Bekasi/Hari Jadi Kabupaten Bekasi dengan Bupati pertama adalah R.
Suhanda Umar, SH.
Nama Resmi :
Kabupaten Bekasi
Ibukota :
Cikarang
Provinsi :
JAWA BARAT
Batas Wilayah
:
-
Utara : Laut Jawa
- Selatan : Kabupaten Bogor
-
Barat : DKI Jakarta dan Kota Bekasi
- Timut : Kabupaten Karawang
Luas Wilayah : 1.224,88 km2
Jumlah Penduduk : 2.166.005 Jiwa
Wilayah Administrasi :
Kecamatan: 23, Kelurahan: 5, Desa: 182
(Permendagri No.66 Tahun 2011)
Sumber Sejarah : http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-daerah/kabupaten/id/32/name/jawa-barat/detail/3216/bekasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar